Pada
akhir perang di Irak, seorang tentara Amerika menelpon kedua orang
tuanya di kampung halamannya. “Hai Ayah dan Ibu” kata tentara tersebut.
“Mereka akan mengirimku pulang dalam beberapa hari. Ketika aku pulang,
maukan kalian mengurusku hanya untuk beberapa saat saja?”
Orang
tuanya merasa sangat senang mendengar berita bahwa anaknya akan pulang
ke rumah. “Tentu saja!” balas ayahnya. “Kau bisa tinggal bersama kami
selama yang kamu mau”. Lalu anaknya berkata “Salah satu temanku tidak
memiliki tempat tinggal untuk dituju, dan apakah Ayah dan Ibu keberatan
jika ia ikut tinggal bersama kita sebentar saja?”. “Tidak apa, temanmu
selalu kami sambut dengan baik untuk tinggal di rumah” kata Ibunya.
“Tetapi ada yang harus kalian ketahui” kata anaknya. “Temanku itu habis
menginjak lading ranjau saat kami berperang. Dia kehilangan kedua tangan
dan kakinya.”
Setelah
berdiam cukup lama Ibunya mengatakan “Baiklah, tidak apa-apa jika hanya
beberapa hari, tetapi sangat merepotkan untuk mengurus orang cacat. Itu
akan menjadi beban bagi kami. Mungkin akan lebih baik jika kau dapat
menemukan rumah sakit untuk sekumpulan veteran perang.” Mendengar hal
tersebut, tanpa basa-basi si anak langsung menutup telponnya.
Keesokan
harinya, orang tuanya mendapat telepon dari komandan pasukan anaknya.
Dengan sangat menyesal ia mengatakan bahwa anaknya bunuh diri. Mendengar
kabar tersebut, orang tuanya kecewa. Beberapa hari kemudian, mayat
anaknya dipulangkan ke Amerika menuju rumah orang tuanya. Ketika orang
tua anak tersebut membuka peti mati dan melihat kondisi anaknya , sontak
mereka langsung menangis tersedu-sedu.
0 comments:
Post a Comment